tukaran link yuk

”belajar

Ocean Blue Flame

Background color


Style 2
Style 3

Total Pengunjung

Background Image

Selasa, 24 April 2012

Kendari

Kendari

Penemu, penulis dan pembuat peta pertama tentang Kendari adalah Vosmaer (berkebangsaan Belanda) tahun 1831. Pada tanggal 9 Mei 1832 Vosmaer membangun istana raja Suku Tolaki bernama TEBAU disekitar pelabuhan Kendari, dan setiap tanggal 9 Mei pada waktu itu dan sekarang dirayakan sebagai hari jadi Kota Kendari.

Pada zaman kolonial Belanda Kendari adalah Ibukota Kewedanan dan Ibukota Onder Afdeling Laiwoi. Kota Kendari pertama kali tumbuh sebagai Ibukota Kecamatan, dan selanjutnya berkembang menjadi Ibukota Kabupaten

Teluk Kendari
Teluk Kendari terletak di pusat Kota lama Kendari dan memiliki panorama pantai yang indah dan unik. Teluk ini membentang melingkar dengan bibir pantai yang menghijau oleh pepohonan, sunset di sore yang cerah dan jajanan khas Kota Kendari disepanjang tepi jalan yang berbatasan dengan teluk serta pemandangan aneka warna kapal nelayan.

Sebagai “Landmark” Kota dengan luas ± 18 km merupakan muara sungai Wanggu, Kambu dan Anggoeya serta beberapa sungai kecil yang memiliki potensi wisata bahari seperti selancar angin, dayung motor air (Aqua Bike / Jet Sky), maupun potensi perikanan, perindustrian dan perhubungan.

Pantai Nambo
Pantai Nambo adalah sebuah pantai indah yang jaraknya ± 12 km dari Kota Kendari atau sekitar 15 menit kearah selatan Kota Kendari dengan menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat dan dapat pula menggunakan perahu tradisional ketinting (kole-kole) sekitar 15 menit dari pelabuhan Kota Kendari menyusuri teluk Kendari.

Pantai ini diminati banyak pengunjung karena letaknya yang relatif dekat. Pantai Nambo memiliki pasir putih yang landai suasana yang tenang, udara yang sejuk dan panorama yang menakjubkan sehingga tempat ini selalu merupakan pilihan masyarakat Kota Kendari untuk melepas kejenuhan dan rutinitas sehari-hari pada akhir pekan, ditempat ini telah disediakan tempat parkir, gazebo, tempat bilas mandi dan pedagang tradisional yang menawarkan berbagai jenis dagangannya.

Pantai Karang Purirano
Pantai ini terletak di wilayah Kota Kendari tepatnya di Kecamatan Kendari Kelurahan Purirano sekitar ± 13 km dari pusat Kota dimana pantai ini berupa Daratan Karang/Atol yang terbentuk sebagai akibat abrasi sejak ratusan tahun yakni mengambil karang atau siput laut pada saat air laut sedang surut. Di saat itu puluhan bahkan rartusan orang turun ke pantai membawa keranjang untuk krang yang didapatnya dan wisatawan dapat berbaur mengikuti kegiatan tersebut sambil menikmati fenomena-fenomena pantai yang indah.

Untuk menghilangkan rasa penasaran, selepas menikmati keindahan pantai, wisatawan dapat mencicipi krang hasil tangkapan. Dipantai ini telah disediakan warung-warung tradisional sebagai tempat melepas lelah sambil menikmati masakan tradisional khas daerah ini.

Pantai Mayaria
Pantai Mayaria terletak di Kecamatan Kendari sekitar ± 10 km ke arah timur pusat Kota Kendari. Mayaria adalah pantai yang indah dengan pasir putihnya yang landai sehingga selain berenang, wisatawan dapat mengadakan tour keliling perkampungan tradisional yang berada di sekitar pantai dengan menggunakan perahu sewaan. Untuk wisatawan yang ingin bermalam, cottage anda. Selain penginapan dan cottage ditempat ini pula disediakan fasilitas pelengkap dan restoran.

Pulau Bungkutoko
Bungkutoko adalah sebuah pulau kecil yang terletak tepat di depan Kota Kendari dengan luas ± 500 ha. Dipula kecil ini nan cantik ini wisatawan dapat menyaksikan kehidupan masyarakat yang masih tetap terjaga keasliannya, keramah-tamahan masyarakat dengan tatanan kehidupan timur yang khas merupakan sajian khusus selain keindahan alam yang dimiliki pulau Bungkutoko sehingga untuk menikmati tempat ini tidak cukup satu atau dua hari saja.

Keunikan lain pulau ini adalah sangat dekat dengan daratan atau dipisahkan oleh selat tersempit di dunia ± 100 m dari daratan serta pulau Bungkutoko mempunyai 3 sumber air tawar dilepas pantai dan dapat dimanfaatkan jika air surut.

Tarian Molulo
Molulo adalah tarian pergaulan Suku Tolaki yang dibawakan secara massal sambil bergandengan tangan membentuk lingkaran besar. Filosofi tarian ini adalah ungkapan rasa syukur dari masyarakat atas sesuatu keberhasilan yang dicapai yang sekaligus merupakan ajang pertemuan muda mudi untuk saling menjejaki perasaan adanya benih-benih cinta diantara mereka. Perserta tarian tidak mengenal tingkat dan golongan dalam masyarakat, sehingga tarian ini pula disebut tarian rakyat. Tarian Molulo dalam perkembangannya hingga sekarang telah menjadi tarian daerah Sulawesi Tenggara yang sangat digandrungi bukan saja oleh masyarakat Tolaki, akan tetapi juga oleh suku-suku lain yang ada di Sulawesi Tenggara. Karena sebagai tarian pergaulan, siapa saja boleh ikut dalam tarian ini, termasuk Anda bila kebetulan berkunjung di Sulawesi Tenggara.

Dekranas
Dekranas merupakan tempat penjualan daerah Sulawesi Tenggara. Disini anda dapat berbelanja berbagai macam hasil kerajinan lokal seperti : kerjainan perak, berbagai kerajinan perang, kaos-kaos, perhiasan mutiara, kerajinan kain tenun dan sebagainya. Ditempai ini dapat disaksikan secara langsung proses pembuatan souvenir dari perak, tenun tradisional dan pengayaman tas.

Kerajinan Gembol
Kerajinan gembol merupakan suatu kegiatan sekelompok masyarakat yang mempunyai mata pencaharian dan mempunyai keahlian tersendiri untuk membuat kerajinan kayu yang terbuat dari gembol atau kanker kayu jati dan kayu cendana serta akar kayu-kayu lain. Perkampungan ini terletak di Jalan Chairil Anwar sekitar ± 2 km dari Kota Kendari, dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi atau kendaraan umum. Di kompleks ini pengrajin memproduksi berbagai kerajinan seperti jam dinding, meja kursi, asbak dan alat-alat rumah tangga lainnya.

Taman Hutan Raya Murhum Pegunungan Nipa-Nipa
Salah satu dari 16 kawasan konservasi di Sulawesi Tenggara dengan luas ± 8146 ha dikenal oleh masyarakat sebagai Pegunungan Nipa-Nipa, memiliki topografi variatif, landai, berbukit dan bergunung dengan kemiringan 15 – 40. Tipe ekosistemnya adalah hutan dataran rendah dan hutan pegunungan rendah, dengan potensi flora antara lain : anoa, kus-kus, musang, kesturi, elang laut, serta berbagai jenis kupu-kupu. Selain panorama alam, pegunungan Nipa-Nipa memiliki permandian/air terjun yang eksotik dan situs sistem pertahanan masa pendudukan Jepang berupa bunker terowongan dan persenjataan.

Hutan Nanga-Nanga
Sebagai hutan konservasi yang menyimpan potensi wana wisata, terletak ± 4 km dari pusat Kota. Kawasan ini sangat ideal untuk tempat petualangan maupun penelitian.

Cagar Budaya Makam Raja Sao-Sao
Salah satu situs sejarah terletak ± 10 km kearah bandar udara dan berada sekitar taman hutan raya baruga.

Situs Terowongan Jepang
Situs terowongan peninggalan yang dijadikan salah satu benteng pertanahan pada zaman penjajahan Jepang di wilayah Sulawesi Tenggara yang berada di Kota Kendari.

Museum Sulawesi Tenggara
Museum Sulawesi Tenggara adalah museum negeri yang menampilkan barang-barang khas dari berbagai daerah di Sulawesi Tenggara seperti berbagai macan jenis barang peninggalan nenek moyang, seperti alat-alat adat, pakaian adat, dan sebagainya. Museum ini terletak di Jalan Abu Nawas sekitar 2 km dari pusat Kota, dapat ditempuh dengan kendaraan umum atau kendaraan pribadi.

Kerajinan Perak Dan Sejarahnya
Kerajinan perak Kendari sudah terkenal akan keindahan keanggunan dan kehalusannya. Tetapi sedikit sekali orang yang mengetahui kapan dan bagaimana tradisi ini dimulai.

Pada awal abad ke-20 seorang pengrajin perhiasan bernama Jie A Woi mengamati seekor laba-laba sedang membuat sarangnya, dan gagasannya timbul untuk menciptakan perhiasan dengan mempergunakan cara yang serupa. Dia mulai membuat bingkai-bingkai perak dan mengisinya dengan jaringan benang perak yang halus. Dengan teknik inilah, perhiasan diciptakan berbentuk bunga anggrek, mawar atau bahkan sarang laba-laba. Juga bentuk-bentuk yang lebih besar, seperti kapal layar, pembuka surat dan benda lainnya.

Dewasa ini, dengan cara yang sama dipergunakan pula untuk menciptakan perhiasan-perhiasan emas lainnya.

Seni Menenun
Seni menenun telah dikenal di Sulawesi Tenggara sejak ratusan tahun yang lalu. Hasil tenunan ini sangat dikagumi, karena dikerjakan dengan penuh keterampilan, ketekunan dan kesabaran. Pada umumnya semua pekerjaan menenun dilakukan oleh wanita untuk memenuhi sandang keluarga untuk keperluan upacara adat perkawinan, pesta-pesta, acara adat lainnya dan pakaian sehari-hari.
Seni menenun ini diturunkan secara turun temurun dari nenek moyang.
[sumber:sultra.go.id]

Suku Tolaki

Tolaki adalah salah satu suku yang ada di Sulawesi Tenggara.mendiami daerah yang berada di sekitar kabupaten Kendari dan Konawe. Suku Tolaki berasal dari kerajaan Konawe. masyarakat Tolaki umumnya merupakan peladang dan petani yang handal, hidup dari hasil ladang dan persawahan yang di buat secara gotong-royong keluarga. Raja Konawe yang terkenal adalah Haluoleo (delapan hari). Masyarakat Kendari percaya bahwa garis keturunan mereka berasal dari daerah Yunan Selatan yang sudah berasimilasi dengan penduduk setempat, walaupun sampai saat ini belum ada penelitian atau penelusuran ilmiah tentang hal tersebut. Karena masyarakat tolaki hidup berladang dan bersawah, maka ketergantungan terhadap air sangat penting untuk kelangsungan pertanian mereka. untunglah mereka memiliki sungai terbesar dan terpanjang di provinsi ini. Sungai ini dinamai sungai Konawe. yang membelah daerah ini dari barat ke selatan menuju Selat Kendari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

twitter

SELAMAT DATANG DI BLOG THELIGHTWHITE.BLOGSPOT.COM

Visitors

Facebook Like Box

kamus alay

Tentang Saya

Foto Saya
kendari, sulawesi tenggara, Indonesia
yang jelasnya saya tinggal di Baruga,Kendari,Sulawesi Tenggara

Pengikut

calculator

berlangganan

Untuk berlangganan gratis artikel terbaru dari blog ini, silahkan ketik email anda di bawah ini, kemudian klik tombol subscribe::

Delivered by FeedBurner

update status facebook via ipad 3G

kamus



shoutmix the light white

yuk kita smSan gratis

Make Widget

Live Traffic Feed

follow

IP

kalender

Pages

Entri Populer

Telusuri

RSS

Kendari

Kendari

Penemu, penulis dan pembuat peta pertama tentang Kendari adalah Vosmaer (berkebangsaan Belanda) tahun 1831. Pada tanggal 9 Mei 1832 Vosmaer membangun istana raja Suku Tolaki bernama TEBAU disekitar pelabuhan Kendari, dan setiap tanggal 9 Mei pada waktu itu dan sekarang dirayakan sebagai hari jadi Kota Kendari.

Pada zaman kolonial Belanda Kendari adalah Ibukota Kewedanan dan Ibukota Onder Afdeling Laiwoi. Kota Kendari pertama kali tumbuh sebagai Ibukota Kecamatan, dan selanjutnya berkembang menjadi Ibukota Kabupaten

Teluk Kendari
Teluk Kendari terletak di pusat Kota lama Kendari dan memiliki panorama pantai yang indah dan unik. Teluk ini membentang melingkar dengan bibir pantai yang menghijau oleh pepohonan, sunset di sore yang cerah dan jajanan khas Kota Kendari disepanjang tepi jalan yang berbatasan dengan teluk serta pemandangan aneka warna kapal nelayan.

Sebagai “Landmark” Kota dengan luas ± 18 km merupakan muara sungai Wanggu, Kambu dan Anggoeya serta beberapa sungai kecil yang memiliki potensi wisata bahari seperti selancar angin, dayung motor air (Aqua Bike / Jet Sky), maupun potensi perikanan, perindustrian dan perhubungan.

Pantai Nambo
Pantai Nambo adalah sebuah pantai indah yang jaraknya ± 12 km dari Kota Kendari atau sekitar 15 menit kearah selatan Kota Kendari dengan menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat dan dapat pula menggunakan perahu tradisional ketinting (kole-kole) sekitar 15 menit dari pelabuhan Kota Kendari menyusuri teluk Kendari.

Pantai ini diminati banyak pengunjung karena letaknya yang relatif dekat. Pantai Nambo memiliki pasir putih yang landai suasana yang tenang, udara yang sejuk dan panorama yang menakjubkan sehingga tempat ini selalu merupakan pilihan masyarakat Kota Kendari untuk melepas kejenuhan dan rutinitas sehari-hari pada akhir pekan, ditempat ini telah disediakan tempat parkir, gazebo, tempat bilas mandi dan pedagang tradisional yang menawarkan berbagai jenis dagangannya.

Pantai Karang Purirano
Pantai ini terletak di wilayah Kota Kendari tepatnya di Kecamatan Kendari Kelurahan Purirano sekitar ± 13 km dari pusat Kota dimana pantai ini berupa Daratan Karang/Atol yang terbentuk sebagai akibat abrasi sejak ratusan tahun yakni mengambil karang atau siput laut pada saat air laut sedang surut. Di saat itu puluhan bahkan rartusan orang turun ke pantai membawa keranjang untuk krang yang didapatnya dan wisatawan dapat berbaur mengikuti kegiatan tersebut sambil menikmati fenomena-fenomena pantai yang indah.

Untuk menghilangkan rasa penasaran, selepas menikmati keindahan pantai, wisatawan dapat mencicipi krang hasil tangkapan. Dipantai ini telah disediakan warung-warung tradisional sebagai tempat melepas lelah sambil menikmati masakan tradisional khas daerah ini.

Pantai Mayaria
Pantai Mayaria terletak di Kecamatan Kendari sekitar ± 10 km ke arah timur pusat Kota Kendari. Mayaria adalah pantai yang indah dengan pasir putihnya yang landai sehingga selain berenang, wisatawan dapat mengadakan tour keliling perkampungan tradisional yang berada di sekitar pantai dengan menggunakan perahu sewaan. Untuk wisatawan yang ingin bermalam, cottage anda. Selain penginapan dan cottage ditempat ini pula disediakan fasilitas pelengkap dan restoran.

Pulau Bungkutoko
Bungkutoko adalah sebuah pulau kecil yang terletak tepat di depan Kota Kendari dengan luas ± 500 ha. Dipula kecil ini nan cantik ini wisatawan dapat menyaksikan kehidupan masyarakat yang masih tetap terjaga keasliannya, keramah-tamahan masyarakat dengan tatanan kehidupan timur yang khas merupakan sajian khusus selain keindahan alam yang dimiliki pulau Bungkutoko sehingga untuk menikmati tempat ini tidak cukup satu atau dua hari saja.

Keunikan lain pulau ini adalah sangat dekat dengan daratan atau dipisahkan oleh selat tersempit di dunia ± 100 m dari daratan serta pulau Bungkutoko mempunyai 3 sumber air tawar dilepas pantai dan dapat dimanfaatkan jika air surut.

Tarian Molulo
Molulo adalah tarian pergaulan Suku Tolaki yang dibawakan secara massal sambil bergandengan tangan membentuk lingkaran besar. Filosofi tarian ini adalah ungkapan rasa syukur dari masyarakat atas sesuatu keberhasilan yang dicapai yang sekaligus merupakan ajang pertemuan muda mudi untuk saling menjejaki perasaan adanya benih-benih cinta diantara mereka. Perserta tarian tidak mengenal tingkat dan golongan dalam masyarakat, sehingga tarian ini pula disebut tarian rakyat. Tarian Molulo dalam perkembangannya hingga sekarang telah menjadi tarian daerah Sulawesi Tenggara yang sangat digandrungi bukan saja oleh masyarakat Tolaki, akan tetapi juga oleh suku-suku lain yang ada di Sulawesi Tenggara. Karena sebagai tarian pergaulan, siapa saja boleh ikut dalam tarian ini, termasuk Anda bila kebetulan berkunjung di Sulawesi Tenggara.

Dekranas
Dekranas merupakan tempat penjualan daerah Sulawesi Tenggara. Disini anda dapat berbelanja berbagai macam hasil kerajinan lokal seperti : kerjainan perak, berbagai kerajinan perang, kaos-kaos, perhiasan mutiara, kerajinan kain tenun dan sebagainya. Ditempai ini dapat disaksikan secara langsung proses pembuatan souvenir dari perak, tenun tradisional dan pengayaman tas.

Kerajinan Gembol
Kerajinan gembol merupakan suatu kegiatan sekelompok masyarakat yang mempunyai mata pencaharian dan mempunyai keahlian tersendiri untuk membuat kerajinan kayu yang terbuat dari gembol atau kanker kayu jati dan kayu cendana serta akar kayu-kayu lain. Perkampungan ini terletak di Jalan Chairil Anwar sekitar ± 2 km dari Kota Kendari, dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi atau kendaraan umum. Di kompleks ini pengrajin memproduksi berbagai kerajinan seperti jam dinding, meja kursi, asbak dan alat-alat rumah tangga lainnya.

Taman Hutan Raya Murhum Pegunungan Nipa-Nipa
Salah satu dari 16 kawasan konservasi di Sulawesi Tenggara dengan luas ± 8146 ha dikenal oleh masyarakat sebagai Pegunungan Nipa-Nipa, memiliki topografi variatif, landai, berbukit dan bergunung dengan kemiringan 15 – 40. Tipe ekosistemnya adalah hutan dataran rendah dan hutan pegunungan rendah, dengan potensi flora antara lain : anoa, kus-kus, musang, kesturi, elang laut, serta berbagai jenis kupu-kupu. Selain panorama alam, pegunungan Nipa-Nipa memiliki permandian/air terjun yang eksotik dan situs sistem pertahanan masa pendudukan Jepang berupa bunker terowongan dan persenjataan.

Hutan Nanga-Nanga
Sebagai hutan konservasi yang menyimpan potensi wana wisata, terletak ± 4 km dari pusat Kota. Kawasan ini sangat ideal untuk tempat petualangan maupun penelitian.

Cagar Budaya Makam Raja Sao-Sao
Salah satu situs sejarah terletak ± 10 km kearah bandar udara dan berada sekitar taman hutan raya baruga.

Situs Terowongan Jepang
Situs terowongan peninggalan yang dijadikan salah satu benteng pertanahan pada zaman penjajahan Jepang di wilayah Sulawesi Tenggara yang berada di Kota Kendari.

Museum Sulawesi Tenggara
Museum Sulawesi Tenggara adalah museum negeri yang menampilkan barang-barang khas dari berbagai daerah di Sulawesi Tenggara seperti berbagai macan jenis barang peninggalan nenek moyang, seperti alat-alat adat, pakaian adat, dan sebagainya. Museum ini terletak di Jalan Abu Nawas sekitar 2 km dari pusat Kota, dapat ditempuh dengan kendaraan umum atau kendaraan pribadi.

Kerajinan Perak Dan Sejarahnya
Kerajinan perak Kendari sudah terkenal akan keindahan keanggunan dan kehalusannya. Tetapi sedikit sekali orang yang mengetahui kapan dan bagaimana tradisi ini dimulai.

Pada awal abad ke-20 seorang pengrajin perhiasan bernama Jie A Woi mengamati seekor laba-laba sedang membuat sarangnya, dan gagasannya timbul untuk menciptakan perhiasan dengan mempergunakan cara yang serupa. Dia mulai membuat bingkai-bingkai perak dan mengisinya dengan jaringan benang perak yang halus. Dengan teknik inilah, perhiasan diciptakan berbentuk bunga anggrek, mawar atau bahkan sarang laba-laba. Juga bentuk-bentuk yang lebih besar, seperti kapal layar, pembuka surat dan benda lainnya.

Dewasa ini, dengan cara yang sama dipergunakan pula untuk menciptakan perhiasan-perhiasan emas lainnya.

Seni Menenun
Seni menenun telah dikenal di Sulawesi Tenggara sejak ratusan tahun yang lalu. Hasil tenunan ini sangat dikagumi, karena dikerjakan dengan penuh keterampilan, ketekunan dan kesabaran. Pada umumnya semua pekerjaan menenun dilakukan oleh wanita untuk memenuhi sandang keluarga untuk keperluan upacara adat perkawinan, pesta-pesta, acara adat lainnya dan pakaian sehari-hari.
Seni menenun ini diturunkan secara turun temurun dari nenek moyang.
[sumber:sultra.go.id]

Suku Tolaki

Tolaki adalah salah satu suku yang ada di Sulawesi Tenggara.mendiami daerah yang berada di sekitar kabupaten Kendari dan Konawe. Suku Tolaki berasal dari kerajaan Konawe. masyarakat Tolaki umumnya merupakan peladang dan petani yang handal, hidup dari hasil ladang dan persawahan yang di buat secara gotong-royong keluarga. Raja Konawe yang terkenal adalah Haluoleo (delapan hari). Masyarakat Kendari percaya bahwa garis keturunan mereka berasal dari daerah Yunan Selatan yang sudah berasimilasi dengan penduduk setempat, walaupun sampai saat ini belum ada penelitian atau penelusuran ilmiah tentang hal tersebut. Karena masyarakat tolaki hidup berladang dan bersawah, maka ketergantungan terhadap air sangat penting untuk kelangsungan pertanian mereka. untunglah mereka memiliki sungai terbesar dan terpanjang di provinsi ini. Sungai ini dinamai sungai Konawe. yang membelah daerah ini dari barat ke selatan menuju Selat Kendari.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar